Kamis, 26 Desember 2013

Jenis Hormon Tumbuhan dan Fungsinya

Jenis Hormon Tumbuhan dan Fungsinya Hormon pada tumbuhan merupakan faktor fisiologis. Adapun dalam faktor fisiologis, proses yang terjadi merupakan proses fungsional pada tingkat seluler dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tanaman. Berikut ini jenis - jenis hormon beserta fungsinya.

1. Hormon Auksin.

  • Auksin adalah hormon yang dihasilkan pada koleoptil (pucuk tumbuh) tumbuhan.
  • Fungsinya untuk memacu pemanjangan sel.


Hormon Auksin adalah hormon tumbuhan yang berfungsi untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon ini dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan, yaitu ujung akar dan batang. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz Went (1903-1990).
Hormon Auksin - FototropismeCara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila tidak terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin tidak aktif sehingga proses pemanjangan terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya fototropisme (membengkoknya batang tanaman ke arah cahaya) dimana  sisi yang tidak terkena cahaya lebih panjang daripada yang terkena cahaya sehingga batang menjadi bengkok ke arah sisi batang yang terkena cahaya.
Hormon auksin bekerja sinergis dengan hormon giberelin. Auksin berpengaruh pada pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping) tumbuhan. Fungsi lain dari hormon auksin adalah membantu proses pertumbuhan akar dan batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel, merangsang kambium untuk membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel, membentuk dinding sel primer, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah, menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta membantu proses partenokarpi (pembuahan tanpa penyerbukan).
 

2. Hormon Giberelin.

  • Giberelin adalah jenis hormon yang berfungsi sinergis dengan hormon auksin.
  • Fungsinya yaitu memacu pertumbuhan dan perkembangan embrio, merangsang pembentukan biji, buah, bunga, serbuk sari, dan enzim amilase.

Hormon Giberelin adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangan dan perkecambahan. Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amilase yang berfungsi untuk memecah senyawa amilum yang terdapat di endosperm (cadangan makanan) menjadi senyawa glukosa. Glukosa tersebut menjadi sumber energi bagi pertumbuhan tanaman.
Hormon Giberelin - Giberella Fujikuroi
Giberella fujikuroi
Hormon ini berfungsi secara sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Selain itu, hormon giberelin juga memiliki fungsi dalam proses pembentukan serbuk sari (polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi tinggi juga akan merangsang pembentukan akar.
Giberelin ditemukan  oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Eiichi Kurosawa pada tahun  1926 yang meneliti penyakit padi "bakanae". Hormon ini pertama kali diisolasi oleh Teijiro Yabuta dari jamurGiberella fujikuroi pada tahun 1935.

3. Hormon Sitokinin

  • Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis).
  • Fungsinya mengatur pertumbuhan daun, bunga, dan buah serta merangsang pembentukan akar dan batang.
Hormon Sitokinin adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Senyawa sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin. Hormon sitokinin dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan ke seluruh bagian sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan disebut zeatin.

Adapun fungsi hormon sitokinin adalah:
  • mengatur pembentukan bunga dan buah,
  • mengatur pertumbuhan daun dan pucuk,
  • memperbesar daun muda,
  • merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar dan batang,
  • menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun.

 

4. Gas Etilen

  • Hormon tumbuhan yang fungsinya berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.

Gas Etilen adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun. Gas ini tersusun dari senyawa etilen yang pada tumbuhan ditemukan dalam wujud gas yang tidak berwarna dan mudah menguap. Apabila konsentrasi etilen sangat tinggi daripada hormon giberelin dan hormon auksin, maka dapat menghambat proses pembentukan akar, batang, dan bunga. Tetapi jika bersama-sama dengan hormon auksin, gas etilen akan merangsang proses pembentukan bunga.

Etilen banyak digunakan oleh para distributor dan importir buah. Sebelum masak, buah dikemas dan dikirimkan kepada pedagang (buah yang sudah masak tidak dikirim karena dapat rusak atau busuk saat diangkut). Setelah sampai ke distributor, buah diperam dengan cara diberikan etilen sehingga cepat matang dan dapat dijual.

Adapun fungsi lain gas etilen adalah:

  • mengakhiri masa dormansi,
  • merangsang pertumbuhan akar dan batang,
  • pembentukan akar adventif,
  • merangsang absisi buah dan daun,
  • induksi sel kelamin betina pada bunga,
  • merangsang pemekaran bunga,
  • merangsang induksi bunga Bromiliad.

 

5. Kalin

  • Kalin adalah hormon yang berperan dalam proses organogenesis. Kalin berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
    • Rizokalin, hormon yang memperngaruhi pembentukan akar.
    • Kaulokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
    • Filokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
    • Antokalin, hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis (pembentukan organ) tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

  1. Rizokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar.
  2. Kaulokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang.
  3. Filokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun.
  4. Antokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga.

 

6. Asam Absisat (ABA)

  • Asam Absisat adalah jenis hormon tumbuhan yang bekerja antagonis (berlawanan) dengan auksin dan giberelin.
  • Fungsinya mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan, berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
Asam Absisat adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun. Asam Absisat (ABA) juga berperan penting dalam tahap inisiasi dormansi biji, maturasi biji, dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan.

Selain itu Asam Absisat (ABA) juga  berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan lingkungan, seperti kekurangan air, kekeringan, musim dingin, dan kadar garam (salinitas) tinggi. Asam Absisat mencegah kekurangan air saat kekeringan dengan cara merangsang penutupan stomata pada epidermis daun sehingga transpirasi melalui stomata tidak terjadi. Asam Absisat (ABA) juga dapat membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin untuk mencegah kehilangan air. Dalam menghadapi musim dingin, Asam Absisat (ABA) akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon Asam Absisat yang dihasilkan pada tunas terminal ini memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun menjadi sisik untuk melindungi tunas dorman selama musim dingin.

Asam Absisat (ABA) termasuk senyawa inhibitor (penghambat) dan bekerja antagonis (berlawanan) dengan hormon auksin dan hormon giberelin..

7. Asam Traumalin

  • Hormon yang fungsinya untuk regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
Asam traumalin merupakan hormon tumbuhan yang berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan atau terluka. Jaringan akan membentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada jaringan yang rusak atau terluka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar